Selasa, 11 Januari 2011

E- Government

BAB I

Latar Belakang

Sebuah Kebijakan Setengah Hati
Bangsa yang maju adalah bangsa yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kuasailah teknologi maka kau akan menguasai dunia”, demikianlah ungkapan yang berkembang di masyarakat teknologi. Dan ungkapan itu tidak sekedar ungkapan. Departemen Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia adalah merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung jawab untuk mewujudkan hal tersebut melalui salah satu programnya yakni e-government . apa sih e-government itu? Dan apa manfaatnya? Bagaimana implementansi e-government di Indonesia? Makalah ini mencoba membahas hal tersebut secara mendalam. Kemajuan teknologi informasi memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kemaslahatan masyarakat. Tentunya dalam dunia yang sudah mengglobal ini, kemajuan teknologi diperlukan dan dimanfaatkan dalam segala bidang. Salah satu bidang yang terkena sentuhan teknologi informasi adalah pelayanan pemerintah kepada publik. Artinya dalam era teknologi informasi ini, informasi telah dihubungkan oleh dengan sebuah gerbang / “gateway” yang terintegrasi.
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Selain itu pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan (e-government) akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan,pemerintahan.






BAB II

Rumusan Masalah
E-Gov atau Electronic Government merupakan bentuk dari implementasi penggunaan teknologi informasi bagi pelayanan pemerintah kepada publik. Yaitu bagaimana pemerintah memberikan informasi kepada pemangku kepentingan (stakeholder) melalui sebuah portal web. Perbedaan pemahaman, cara pandang dan tindakan atas E-Gov telah menimbulkan distorsi serta penyimpangan atas maksud pembuatan E-Gov itu sendiri. Kondisi memprihatinkan ini terjadi di berbagai tingkatan birokrasi, baik dari tingkat staf paling bawah hingga ke tingkat paling tinggi. Begitu pula dalam berbagai praktek bisnis di lingkungan swasta. Lemahnya pemanfaatan e-gov di lingkungan birokrasi yang saling terkait dengan masih terbatasnya aplikasi di dunia bisnis telah menyebabkan lambatnya pelaksanaan program e-gov. Mencermati realitas dan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana implementasi penerapan e-government di Indonesia?















BABIII


DEFINISI E-GOVERNMENT
E-government adalah tentang penyampaian informasi pemerintah dan penyelenggaraan pelayanan secara online melalui internet atau alat digital lainnya (Lihat: West, 2004). Sedangkan menurut Holmes (2000), E-Gov didefinisikan sebagai “Kegunaan Teknologi Informasi untuk memberikan/menyajikan pelayanan kepada publik dengan lebih nyaman, berorientasi pada konsumen, mengefektifkan biaya, dan secara keseluruhan merupakan cara yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan penulis lain (Fang, 2002; Seifert and Bonham, 2004) mendefinikan E-government merupakan sebuah cara bagaimana pemerintah menggunakan teknologi informasi khususnya aplikasi internet berbasis web, untuk menyediakan akses yang mudah terhadap informasi pemerintah dan menyediakan pelayanan publik, juga untuk meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan, serta melakukan transformasi hubungan antara pejabat publik dengan penduduk dan juga bisnis. Dari berbagai definisi ini, umumnya pemerintah-pemerintah di dunia yang mengimplementasikan E-Gov menggunakan definisi dari Bank Dunia[2], yaitu pemanfaatan Teknologi Informasi (seperti Wide Area Network, Internet, Mobile Computing) oleh agen pemerintah yang mampu mentransformasi hubungan dengan penduduk, bisnis serta unit pemerintah lainnya. Secara garis besar dari definisi-definisi yang beredar mengenai E-Gov dapat disimpulkan bahwa E-Gov mempunyai beberapa penekanan penting yaitu pada:
a. adanya pemanfaatan teknologi informasi (Internet, WAN, Mobile Computing dll).

b. adanya tujuan untuk meningkatkan layanan kepada publik yaitu dengan adanya pelayanan umum secara online (Online Public Services)[3].

c. adanya tujuan untuk melakukan transformasi hubungan antara agen pemerintah dengan penduduk, bisnis ataupun dengan unit pemerintah lainnya.


Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 1. Model Future of Government Services

Pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah dijelaskan oleh sebuah model Future of Government Services[4]. Dalam model ini digambarkan bahwa Pelayanan Pemerintah dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
1. Internal Drivers
2. Risk management
3. Partnerships
4. Skills Shortage
5. Take care of People
6. Intellectual Asset Management
7. Shorten Cycle Time
8. Constituency Requirement
9. Innovative Product & Services
10. Streamline Business Processes
11. External Drivers
12. IT Commoditization
13. Works & Lifestyles Diversity
14. Internet Landscape
15. Informational transparency
16. Skills shortage
17. Competition to Provide Services
18. New Business Model Emerging
19. Legislation

Aplikasi dari IT dalam sektor publik ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas dalam penyampaian pelayanan public oleh pemerintah. Layne and Lee (2001) menjelaskan dalam 4 tahap pengembangan E-Gov yaitu



1. Cataloguing Fokus pada memulai sebuah bentuk kehadiran secara online dari pemerintah. Hal ini dapat diwakili dengan adanya web static.
2. Transaction Dalam halaman web tersebut disajikan link database dinamis.

3. Vertical Integration Terbangunnya sebuah koneksi dengan fungsi dan jasa dari tingkat diatasnya. Misalnya Portal web pemda tingkat II, mempunyai fungsi pelayanan dari portal web pemda tingkat I dan tingkat pusat. Di Vetical Integration, fokus pada transformasi jasa pelayanan pemerintahan dan bukan pada otomatisasi. Targetnya adalah mengintegrasi sistem pemerintahan tingkat II dengan tingkat I dan tingkat pusat, hal ini dilakukan untuk tujuan cross referencing and checking. Selain itu, target lainnya adalah untuk mempertimbangkan peningkatan pada efisiensi, privasi dan masalah kerahasiaan.

4. Horizontal Integration
Yaitu suatu integrasi antar fungsi dan pelayanan yang beda. Pada Horizontal Integration, ditandai dengan adanya database yang melintas area fungsional yang berbeda, yang saling berkomunikasi satu sama lain dan idealnya saling membagi informasi. Dengan demikian, informasi yang diperoleh satu agen pemerintah maka dapat digunakan oleh seluruh fungsi lain dalam sistem. Secara keseluruhan 4 tahap E-Gov dari Layne & Lee menawarkan harapan terbaik untuk meningkatkan efisiensi melalui reformasi administrasi melalui vertical maupun horizontal integration.











PENGGUNAAN E-GOVERNMENT DI INDONESIA
E-Gov di Indonesia mulai dilirik sejak tahun 2001 yaitu sejak munculnya Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tgl. 24 April 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika) yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi. Namun dalam perjalanannya inisiatif pemerintah pusat ini tidak mendapat dukungan serta respon dari segenap pemangku kepentingan pemerintah yaitu ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi yang belum maksimal.
Berdasarkan data yang ada, pelaksanaan E-Government di Indonesia sebagian besar barulah pada tahap publikasi situs oleh pemerintah atau baru pada tahap pemberian informasi, dalam tahapan Layne & Lee baru masuk dalam Cataloguing. Data Maret 2002 menunjukkan 369 kantor pemerintahan telah membuka situs mereka. Akan tetapi 24% dari situs tersebut gagal untuk mempertahankan kelangsungan waktu operasi karena anggaran yang terbatas. Saat ini hanya 85 situs yang beroperasi dengan pilihan yang lengkap. (Jakarta Post, 15 Januari 2003). Indikator lainnya adalah penestrasi internet baru mencapai 1,9 juta penduduk atau 7,6 persen dari total populasi Indonesia pada tahun 2001. Pada tahun 2002 dengan 667.000 jumlah pelanggan internet dan 4.500.000 pengguna komputer dan telepon, persentasi penggunaan internet di Indonesia sangatlah rendah. (Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia/APJII).
Pada tahun 2003, di era Presiden Megawati Soekarno Putri, Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang lebih fokus terhadap pelaksanaan E-Gov, melalui Instruksi Presiden yaitu Inpres Nomor 3 tahun 2003. Inpres ini berisi tentang Strategi Pengembangan E-gov yang juga sudah dilengkapi dengan berbagai Panduan tentang e-gov seperti: Panduan Pembangunan Infrastruktur Portal Pemerintah; Panduan Manajemen Sistem Dokumen Elektronik Pemerintah; Pedoman tentang Penyelenggaraan Situs Web Pemda; dan lain-lain. Demikian pula berbagai panduan telah dihasilkan oleh Depkominfo pada tahun 2004 yang pada dasarnya telah menjadi acuan bagi penyelenggaraan e-gov di pusat dan daerah. Dalam Inpres ini, Presiden dengan tegas memerintahkan kepada seluruh Menteri, Gubernur, Walikota dan Bupati untuk membangun E-government dengan berkoordinasi dengan Menteri Komunikasi & Informasi.
Di lihat dari pelaksanaan aplikasi e-gov setelah keluarnya Inpres ini maka dapat dikatakan bahwa perkembangan pelaksanaan implementasi E-Gov masih jauh dari harapan. Data dari Depkominfo (2005) menunjukkan bahwa hingga akhir tahun 2005 lalu Indonesia baru memiliki:
(a) 564 domain go.id;
(b) 295 website pemerintah pusat dan pemda;
(c) 226 website telah mulai memberikan layanan publik melalui website;
(d) 198 website pemda masih dikelola secara aktif.

Beberapa pemerintah daerah memperlihatkan kemajuan cukup berarti. Bahkan Pemkot Surabaya sudah mulai memanfaatkan e-gov untuk proses pengadaan barang dan jasa (e-procurement). Beberapa pemda lain juga berprestasi baik dalam pelaksanaan e-gov seperti: Pemprov DKI Jakarta, Pemprov DI Yogyakarta, Pemprov Jawa Timur, Pemprov Sulawesi Utara, Pemkot Yogyakarta, Pemkot Bogor, Pemkot Tarakan, Pemkab Kebumen, Pemkab. Kutai Timur, Pemkab. Kutai Kartanegara, Pemkab Bantul, Pemkab Malang.
Sementara itu dari sisi infrastruktur, layanan telepon tetap masih di bawah 8 juta satuan sambungan dan jumlah warung telekomunikasi (Wartel) dan warung Internet (Warnet) yang terus menurun karena tidak sehatnya persaingan bisnis. Telepon seluler menurut data Depkominfo tersebut telah mencapai 24 juta ss. Meski kepadatan telepon tetap di beberapa kota besar bisa mencapai 11%-25%, kepadatan telepon di beberapa wilayah yang relatif tertinggal baru mencapai 0,2%. Jangkauan pelayanan telekomunikasi dalam bentuk akses telepon baru mencapai 65% desa dari total sekitar 67.800 desa yang ada di seluruh tanah air. Jumlah telepon umum yang tersedia hingga saat ini masih jauh dari target 3% dari total sambungan seperti ditargetkan dalam penyusunan Program Pembangunan Jangka Panjang II dahulu.

Sementara itu jumlah pelanggan dan pengguna Internet masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia. Hingga akhir 2004 berbagai data yang dikompilasi Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) memberikan jumlah pelanggan Internet masih pada kisaran 1,9 juta, sementara pengguna baru berjumlah 9 juta orang. Rendahnya penetrasi Internet ini jelas bukan suatu kondisi yang baik untuk mengurangi lebarnya kesenjangan digital (digital divide) yang telah disepakati pemerintah Indonesia dalam berbagai pertemuan Internasional untuk dikurangi.

Kelembagaan, Regulasi dan Kebijakan
Perkembangan dan pembangunan telematika memasuki babak baru pada awal tahun 2005 dengan digabungkannya Ditjen Postel yang dahulu berada di bawah Departemen Perhubungan kedalam Depkominfo. Satriya (2005) melihat penggabungan tersebut seyogyanya bisa mempercepat gerak pelaksanaan aplikasi egov di seluruh tanah air dan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk penyediaan infrastruktur telematika yang sekaligus disinkronkan dengan berbagai aplikasi prioritas.
Begitu pula dari sisi regulasi, sudah ada Instruksi Presiden (Inpres) No. 3 Tahun 2003 tentang Strategi Pengembangan Egov yang juga sudah dilengkapi dengan berbagai Panduan tentang egov seperti: Panduan Pembangunan Infrastruktur Portal Pemerintah; Panduan Manajemen Sistem Dokumen Elektronik Pemerintah; Pedoman tentang Penyelenggaraan Situs Web Pemda; dan lain-lain. Demikian pula berbagai panduan telah dihasilkan oleh Depkominfo pada tahun 2004 yang pada dasarnya telah menjadi acuan bagi penyelenggaraan egov di pusat dan daerah.

Sayangnya beberapa peraturan payung yang diharapkan bisa segera selesai masih belum terwujud, seperti RUU tentang Informasi, dan Transaksi Elektronik yang masih belum dibahas di DPR.
Dalam bidang kebijakan, kelihatannya pemerintah belum berhasil menyusun suatu langkah konkrit yang dapat menggerakkan berbagai komponen pemerintah (lintas sektor) untuk saling bekerja sama membangun dan menjalankan aplikasi yang memang harus disinergikan. Hingga sekarang pemanfaatan telematika untuk Kartu Tanda Penduduk, Perpajakan, Imigrasi, dan Kepegawaian yang sangat dibutuhkan dalam reformasi pemerintahan masih belum terlaksana. Masih mahalnya tarif Internet, termasuk Broadband, rupanya telah mulai menarik perhatian Menteri Kominfo seperti diungkapkan beberapa waktu lalu dalam ajang Indo Wireless 2006 (Detik, 14/3/06). Kombinasi pemanfaatan kapasitas telepon tetap eksisting dan berbagai teknologi nirkabel lainnya sudah seharusnya bisa didukung oleh sistem tarif yang sudah memanfaatkan kompetisi dalam sektor telematika ini. Begitu pula alternatif penyediaan infrastruktur telematika di daerah terpencil, perbatasan, dan tertinggal masih belum bisa memaksimalkan pemanfaatan dana Universal Service Obligation (USO) yang telah dikutip dari operator.


























BAB IV

KESIMPULAN

Sebuah Studi pernah diadakan oleh Mc Cornell International LLC, sebuah konsultan di Washington, tentang ketersediaan - yang disebut oleh para analis sebagai "e-readiness" – terhadap 42 negara. Ke-42 negara tersebut mewakili hampir tiga perempat populasi dunia dan memproduksi seperempat barang dan jasa di seluruh dunia. Setiap negara dinilai berdasarkan lima ketegori :
1. ketersediaan dan akses jaringan,
2. kepemimpinan pemerintah dan industri dalam mengusahakan e-business dan e-government,
3. kekuatan hukum dalam melindungi hak intelektual,
4. ketersediaan tenaga kerja yang mendukung e-business, dan
5. iklim e-business.

Hasil negatif pada dua puluh tiga negara, termasuk Indonesia, Cina, Rusia, dan Afrika Selatan, dimana dibutuhkan pengembangan substansial setidaknya pada dua bidang yaitu e-business dan e-government.
Selain hasil studi tersebut, sebuah faktor yang secara tidak langsung membuat pemerintah mau tidak mau harus mengimplementasikan e-government adalah karena permintaan IMF, dimana IMF menghendaki standard government financial systems tersendiri bagi semua pemerintah yang mendapatkan bantuan IMF.

Namun kembali lagi adanya beberapa kendala yang mendasar maka Meneyebabkan implementasi E-government tidak seperti yang diharapkan. Penyebab rendahnya implementasi E-Gov adalah:
1. Rendahnya Political Will dari pemerintah itu sendiri.
Terkait dengan Political Will ini, dapat dilihat dari tingkat prioritas pemerintah yang mengeluarkan kebijakan E-Gov hanya dengan Instruksi Presiden. Dalam negara, kita mengenal tata aturan perundangan, dimana Inpres menempati posisi dibawah UUD, UU, PERPU dan Kepres. Implementasi E-Gov, tidak hanya akan merubah sistem pelayanan kepada publik, tetapi yang lebih fundamental adalah perubahan budaya birokrasi di pemerintahan, yang tentunya perubahan budaya ini akan berdampak dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Inilah yang menjadi permasalahan, Kebijakan Publik berdasarkan Inpres akan dinomor duakan jika berhadapan dengan aturan yang lebih tinggi lainnya, misalnya UU.

2. Paradigma Lama dalam Aparatur Birokrasi di Indonesia

Teknologi informasi khususnya web dan email hanyalah sebatas alat bantu untuk memudahkan kita dalam menyelesaikan pekerjaan saja. Namun yang paling utama dalam implementasi e-government adalah perubahan paradigma, dari Government Centric menuju Customer Centric. Perubahan tersebut akan menyebabkan perubahan pada layanan-layanan yang diberikan, sehingga merujuk sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan publik.
Salah satu indikator kegagalan implementasi E-Gov adalah ketidakmampuan aparat birokrasi menjaga web portal untuk selalu up date. Paradigma proyek masih tertanam dalam kepala para aparat tersebut, sehingga implementasi E-Gov sesuai dengan Inpres No.3 tahun 2007 dianggap sebagai proyek tanpa memikirkan pemanfaatan jangka panjangnya. Akibatnya menciptakan ketergantungan terhadap ”rekanan tertentu”, yang pada akhirnya akan menjadikan implementasi E-Gov tidak ada bedanya dengan proyek lainnya. Dan jika hal ini terjadi maka tujuan E-Gov yaitu terkait transformasi hubungan antara pemerintah dengan penduduk, swasta (bisnis) dan juga unit pemerintah lainnya tidak akan tercapai, dan malah akan membuka ladang KKN baru bagi birokrat di pemerintahan.
3. Ketersediaan sumber daya
Disadari maupun tidak ternyata dukungan sarana dan prasarana turut mensukseskan implementasi E-Gov. Dengan tingkat penggunaan Internet yang hanya sebesar 4% dari total penduduk Indonesia, maka Kebijakan ini tidak akan efektif jika tidak dibarengi dengan kebijakan lainnya, yaitu kebijakan pemberiaan akses informasi sampai level desa dan juga kebijakan untuk meningkatkan pengetahuan bagi
penduduk.

BAB V

SARAN

Memperhatikan berbagai kondisi pelaksanaan program e-gov seperti yang sudah dibahas sebelum ini, maka langkah untuk merevitalisasi e-gov di Indonesia sudah tidak bisa ditunda lagi. Banyaknya dana yang sudah dihabiskan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Namun pelaksanaan proses revitalisasi juga tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa dan tanpa konsep yang jelas.

Revitalisasi yang dimaksudkan adalah serangkaian tindakan perencanaan dan penataan ulang program e-gov yang disesuaiakan kembali dengan target pembangunan nasional dan sektor telematika dengan mengindahkan prinsip-prinsip dasar serta proses pentahapan e-gov tanpa menyia-nyiakan kondisi eksisting yang sudah dicapai.
Beberapa langkah yang menurut kami bisa diambil dalam waktu dekat adalah sebagai berikut:

1. Mensinkronkan target-target pembangunan nasional dalam sektor telematika dengan beberapa program e-gov yang akan dilaksanakan di seluruh lembaga dan departemen. Langkah ini sekaligus sebagai proses evaluasi program e-gov yang pernah dijalankan di semua tingkatan.

2. Meningkatkan pemahaman masyarakat, pelaku ekonomi swasta, termasuk pejabat pemerintahan atas potensi yang dapat disumbangkan program e-gov dalam mencapai target pembangunan nasional dan sektor telematika.

3. Menyelesaikan berbagai program utama e-gov yang belum berhasil dilaksanakan, dan menyusun prioritas program e-gov yang dapat menciptakan lapangan kerja serta membantu penegakan praktek good governance dalam berbagai pelayanan publik.

4. Menambah akses dan jangkauan infrastruktur telematika bagi semua kalangan untuk mengutamakan pemanfaatan e-gov dalam segala aktivitas sosial ekonomi masyarakat. Termasuk dalam hal ini adalah menetapkan struktur tarif yang transparan dan terjangkau buat semua kalangan. Jika perlu dapat saja diberlakukan diferensiasi tarif untuk semua aplikasi e-gov.

5. Alokasi dana e-gov perlu ditingkatkan yang disesuaikan dengan tahapan yang telah dicapai. Dana bisa berasal dari APBN / APBD, kerjasama internasional, atau juga dari pihak swasta.

6. Menetapkan hanya beberapa aplikasi e-gov pilihan – sebagai contoh sukses – yang menjadi prioritas pembangunan dan pengembangan sehingga terjadi efisiensi dalam pemberian pelayanan publik.
Evaluasi dan revitalisasi e-gov juga sangat diperlukan, seperti diingatkan Kabani (2006) bahwa adalah suatu keharusan untuk melakukan streamlining berbagai proses off-line sebelum melanjutkannya menjadi proses on-line. Sebagai tambahan, juga sangat penting diperhatikan agar instansi pemerintah untuk tidak melakukan proses otomatisasi berbagai inefisiensi.
Revitalisasi e-gov ini semakin dirasakan perlu ketika kita harus juga mempersiapkan diri menyambut berbagai perkembangan baru dalam globalisasi industri dan perkembangan dunia. Berbagai perkembangan teknologi telematika yang semakin konvergen juga membuat pemerintah harus terus menyiapkan berbagai regulasi dan kebijakan antisipatif dalam penyelenggaraan e-gov di berbagai sektor.









BAB VI

Daftar Pustaka
Makalah dan Jurnal
Anggono, Bambang Dwi, Kesejajaran ABG E-government, 2007
Depkominfo, Peluang Indonesia Untuk Bangkit Melalui Implementasi E-Government, Laguboti, Toba, 2005
Djunaedi, Achmad, Pemanfaatan TI di Lingkungan Pemerintahan Daerah: Strategi yang Sesuai untuk Realita yang Dihadapi, Desember 2006
Kabani, Asif, Critical E-Government Succes Factors for Developing Countries, Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, dalam Technology and Management Magazine, Singapore, Maret-April 2006

Nugraha, Krisna, Achieving IT Business Alignment, bahan Seminar Kepemimpinan dalam Penyelarasan Teknologi Informasi dalam Manajemen dan Birokrasi Pemerintah Daerah, 2006
Nugroho, Santoso, Political Environment dalam Implementasi Electronic Government, 2007
Rahardjo, Budi, Membangun E-Government, PPAU Mikroelektronika ITB, 2001
Satriya, Eddy, Pentingnya Revitalisasi E-Government Di Indonesia, 2006

Internet

Chiang L and Hsieh T-C (2007) “Information Integration to Create an Infrastructure: Facilitating Public Service Provisioning in Taiwan” The Electronic Journal of e-government Volume 5 Issue 1, pp 29 - 42, available online at www.ejeg.com

http://www.warta-e-gov.com/detail.asp?aid=94&cid=1, Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003, 5 Nopember 2007
http://www1.worldbank.org/publicsector/e-gov/definition.htm





[1] Disusun sebagai tugas akhir mata kuliah Analisis Kebijakan & Pengambilan Keputusan oleh Agung AS & Juni Supriyanto, Mahasiswa Program Pasca Sarjana Pengkajian Ketahanan Nasional, Konsentrasi Pengembangan Kepemimpinan Strategis, Universitas Indonesia.

[2] The World Bank Group mendefinisikan E-government sebagai:E-government refers to the use by government agencies of information technologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have the ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms of government (http://www1.worldbank.org/publicsector/e-gov/definition.htm )

[3] Online Public Services ini sendiri didefinisikan oleh Sleeman (2004) dan Wikipedia (2005) adalah sebagai pelayanan kepada publik yang dilakukan secara langsung melalui portal web

[4] Lihat makalah “Achieving IT Business Alignment”, Krisna Nugraha, yang disampaikan pada Seminar Kepemimpinan dalam penyelarasan Teknologi Informasi dalam Manajemen dan Birokrasi Pemerintah Daerah, 2006, hal 4

Sabtu, 19 Juni 2010

Hadits tentang Al Aqso dan Masyarakat di sekitarnya

Rasulullah SAW Bersabda "Segolongan dari umatku akan terus berada dalam kebenaran,mereka akan terus berjuang melawan orang yang memusuhi mereka. Mereka seperti bejana makanan diantara para penyantapnya sampai Allah memutuskan (kemenangan bagi mereka) sementara mereka dalam kondisi seperti itu." Wahai Rasulullah : dimana mereka?' "Mereka di sekitar Baitul Maqdis." (HR.Ahmad)

Selasa, 29 Desember 2009

Tentang Raharja

Nama saya lukman setiawan saya lahir di banten ,alasan saya masuk perguruan tinggi raharja adalah karena dari segi fasilitas Green Campus menyediakan fasilitas yang sangat baik dan sangat strategis,selain itu juga green kampus raharja mempunyai tenaga pengajar yang sangat profesional di bidangnya,dan STMIK raharja informatika adalah kampus unggulan yang ada di kota tangerang dengan akreditasi A unggulan maka dari itu raharja sudah di percaya masyarakat luas,dan lulusan perguruan tinggi nantinya sudah mampu bersaing secara sehat dalam bidang iptek dan memberikan inovasi-inovasi di dalam bidang ilmu komputer.nah kalau anda mau jadi orang sukses maka kuncinya adalah menjadi pribadi raharaja,saya sangat bangga menjadi pribadi raharja karna saya ingin meraih cita-cita saya di perguruan tinggi ini dan saya akan bersaing dalam dunia IT.
C V

Nama : Lukman Setiawan
Nim : 0833461628
Activity : Mahasiswa Perguruan Tinggi Raharja
Alamat : Perum Permata Balaraja Blok A 32/14 Rt 01/01 Desa Saga Kec Balaraja Tangerang Banten
T T L : Serang 24 April 1989
Latar Belakang Pendidikan :
- SD Negeri II Balaraja 1995-2000
- MTS Nurul Haq Balaraja 2000-2004
- STM Yuppentek 3 Balaraja 2004-2007
- Perguruan Tinggi Raharja 2008
Komputer skill Mengerti software design dreamwever, Mengerti Ms Office (word, Excel, Power Point), Microsoft visual C++, Microsoft visual basic.
Company Training Seminar
- Seminar merancang web (CSS), di perguruan Tinggi Raharja tangerang, tahun 2008
- Seminar (AEMS), di perguruan Tinggi Raharja Tangerang, tahun 2008
- Seminar International Conference (ICCIT) tahun 2009

Sabtu, 28 Februari 2009

BATU MENYAKSIKAN

Ad Darimi meriwayatkan dari ibnu umar, dia berkata bahwa dia pernah berjalan bersama Rasulullah Saw, dalam suatu perjalanan.tiba tiba datanglah seorang arab Baduwi.
“Hai Baduwi ,ucapkanlah bahwa tiada tuhan selain Allah,dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.” Ajak Rasulullah kepada orang Baduwi itu.
“Siapakah yang dapat menyaksikan kebenaran ucapanmu itu?” Baduwi tadi balik bertanya.
“ Batu itu yang dapat menyaksikan kebenaran ucapanku itu.” Rasulullah berkata sambil menunjuk kearah sebuah batu yang ada di situ.
Kemudian Rasulullah pun memanggil batu yang ada diseberang lembah. Setelah di panggil , batu itu segera datang dengan cara membelah tanah sampai batu itu tiba dihadapan Rasulullah Saw. Lalu beliau memerintahkan batu itu untk mengucapkan dua kalimat syahadat tiga kali. Batu itu pun segera mengucapkan syahadat tiga kali sebagaimana diperintahkan oleh Rasulullah.
Setelah mengucapkan syahadat- pengakuan bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah-, batu itu segera kembali ketempat semula dengan cara membelah tanah.
Baduwi yang menyaksikan kejadian itu, terbelalak seakan tidak percaya apa yang di lihatnya sendiri.
“Siapa tak kenal Muhammad?”
Ya, Muhammad, dia adalah utusan Allah yang di peruntukkan untuk memperbaiki moral seluruh bangsa di dunia.
MUKJIZAT RASULULLAH
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik, bahwa ketika Rasulullah saw.masuk kerumah Fatimah, putrinya yang terkasih mengadu kepada rasulullah.
“Wahai Ayah , kami sekeluarga telah 3 hari tidak makan .”
Mendengar pengaduan anaknya itu, dengan perasaan terharu Rasulullah membuka kainnya , di mana dalam kain itu terdapat batu yang di ikatkan untuk mengganjal perutnya.
“Anaku Fatimah, kata Rasulullah, “Engkau 3 hari tidak makan , sedangkan aku 4 hari tidak makan.” Rasulullah meneruskan.
Tidak lama kemudian, Rasulullah keluar dari rumah Fatimah , “ Sungguh kasihan ,tentu cucuku Hasan dan Husen pun menanggung lapar,”Ujar Rasulullah
Rasulullah kemudian melanjutkan perjalanannya hingga sampai keluar kota madinah. Disana Rasulullah melihat ada seorang baduwi sedang menimba air di sebuah sumur , Rasulullah menghentikan langkahnya. Orang baduwi itu tidak mengerti yang berhenti itu Rasulullah saw., Utusan Allah untuk seluruh alam.
“Apa kabar Baduwi?”Rasulullah menyapa orang baduwi itu dengan ramah, “ Adakah pekerjaan yang dapat engkau berikan kepadaku?”Tanya Rasulullah.
“Ya,ada,”jawab Baduwi itu.
“Pekerjaan apakah yang dapat aku lakukan?”kembali Rasulullah bertanya.
“menimba air dari sumur ini,”jawab baduwi itu,kemudian memberikan sebuah timba untuk menimba di sumur itu kepada Rasulullah.
Begitu menerima timba dari orang baduwi itu. Rasulullah segera menimba air dari sumur tersebut .Kemudian baduwi itu memberikan upah 3 buah kurma. Rasulullah segera memakan kurma hasil upah kerjanya itu.
Dalam waktu sebentar saja, Rasulullah telah menimba 8 kali timba.Akan tetapi, ketika beliau hendak memasukkan timbanya yang ke 9 kalinya, tiba-tiba tali timba itu putus, sehingga tak ayal timba itu jatuh kesumur. Hal ini mengakibatkan Rasulullah berhenti menimba.
“Mengapa engkau jatuhkan timba itu?” Baduwi itu membentak Rasulullah, tampak sekali bahwa dia sangat marah dengan kejadian itu, tangannya yang kasarnya itu tiba tiba menampar wajah Rasulullah. Baduwi itu lalu membayar upah kepada Rasulullah sebanyak 24 butir buah kurma. Rasulullah lalu mengambil upah itu tanpa menunjukkan sikap marah. Beliau lalu turun kedalam sumur untuk mengambil timba yang terjatuh.
Setelah mengambil timba itu, Rasulullah mengembalikan nya kepada baduwi itu , sambil meminta maaf ats kesalahannya menjatuhkan timba ke dalam sumur.
Baduwi itu pun segera meninggalkan sumur itu akan tetapi di tengah jalan , pikirannay tak menentu .Dia tertegun dan berfikir sejenak .”Siapakah gerangan dia, yang baru aku tampar wajahnya?”Katanya dalam hati.
“Jangan jangan dia adalah Muhammad, utusan Allah itu?”
Baduwi tersebut merasa bersalah atas kelakuan kasar nya yang telah menampar orang itu. Pikiran baduwi tak menentu. Dia sangat di hantui rasa bersalah yang amat sangat.
Kemudian diambilnya sebilah pedang , tanpa segan segan tangan kanan nya yang dia gunakan untuk menampar, dia potong sendiri dengan pedang itu. Begitu tangan nya putus dia tejatuh ke tanah dan pingsan lah dia.
Tidak lama kemudian , dating sekelompok musafir melalui tempat itu . mereka kaget , melihat ada orang baduwi jatuh pingsan dalam keadaan terpotong tangannya.Mereka lalu menyiram sekujur tubuh baduwi itu denga n air, baduwii itu pun siuman .Dia melihat orang orang sedang mengelilinginya.
“ Gerangan apakah yang menimpa dirimu, sehingga tangan mu terputus?” Salah seorang musafir itu bertanya.
“Aku telah menampar wajah seseorang. Aku menduga orang yang aku tampar itu Muhammad utusan Allah .Karena itu aku memotong tangankuyang aku gunakan untuk menampar dengan pedang ini , karena aku takut akan mendapat celaka,”jawab orang baduwi dengan jujur dan lugu.
Setelah berkata demikian, Baduwi itu mengambil potongan tangannya, kemidian bergegas menuju masjid nabawi .ketika sudah sampai di mesjid nabawi BAduwi tadi berteriak teriak .Teriakkannay memekikkan telinga yang mendengarnya.
“ Wahai para sahabat nabi mana yang bernama Muhammad ? Mana yang bernama Muhammad ?” Baduwi itu terus menerus berteriak dan berkata demikian.
Mendengar kejadian seperti itu , Abu bakar, Umar dan Usman yang ketika itu sedang berada di masjid, segera mendekati Baduwi itu .
“Ada apakah denganmu? Mengapakah engkau menanyakan Rasulullah?”
“Aku Harus bertemu dia” Jawab baduwi itu.
Mendengar kejadian itu salah seorang sahabat yang lain yaitu salman segera bangkit dan memegang tangan baduwi tersebut, kemudian membawanya kerumah Fatimah. Di rumah Fatimah, baduwi itu berteriak teriak dengan keras .
“ Dimana Muhammad? Dimana Muhammad?”
Ketika itu Rasulullah sedang memangku cucu nya hasan dipaha kanan,dan husen dipaha kirinya seraya member kurma hasil dari menimba air tadi.
Ketika Rasulullah mendengar panggilan tersebut, beliau menyuruh Fatimah untuk menemui siapa orang yang memanggil manggil nama Muhammad itu.
“Lihatlah Fatimah , siapkah gerangan yang berada di depan itu?”
“Masya Allah,”Fatimah tertegun ketika dilihatnya ada seorang seorang baduwi di depannya.Baduwi itu dalam keadaan tangan kanannya terpotong , sedang darah segar masih terus menetes. Adapun tangan kirinay membawa potongan tangan kanan nya yang terpotong itu.
Fatimah bergegas menuju Rasulullah, dan menceritakan tentang kejadian yang baru saja di lihatnya.
Mendenar cerita Fatimah , Rasulullah terkejut.Lalu beliau bangkit menemui baduwi itu .Melihat Rasulullah Baduwi itu berkata dengan penuh penyesalan. Mimik wajahnya terlihat memelas.
“Maafkanlah aku Muhammad. Karena sungguh aku tak mengenalmu.”
“Mengapakah tangan mu terpotong demikian ?”Tanya Rasulullah.
“Ketahuilah Muhammad, tangan ku tak akan kekal karena telah menampar wajahmu.”
Sementara para sahabat menyaksikan kejadian itu saling pandang. Sedangkan Fatimah hatinnya terharu melihat kejadian itu .
“ Masuklah engkau ke dalam islam, niscaya engkau akan selamat.”Rasulullah mengajak kepada Baduwi itu .
“ Wahai Muhammad , Seandainya engkau seorang nabi, jadikanlah tanganku seperti sediakala.” Baduwi itu berkata kepada Rasulullah .
Rasulullah menatap sejenak pada tangan orang arab baduwi yang terpotong itu sambil berdoa, kemudian dengan hati- hati beliau menyambung tangan kembali tangan yang terputus itu. Dengan menggunakan ludahnya, maka dengan izin Allah yang Maha Kuasa, tangan yang telah terpotong itu kembali seperti sediakala.
“Siapa tak kenal Muhammad?”teriak Baduwi itu begitu tangan nya telah seperti sediakala.
“Siapa tak kenal Muhammad?”Baduwi itu mengulangi ucapanya berteriak teriak kegirangan .
“Aku telah kenal Muhammad.”Baduwi itu masih terus berteriak.
“Aku telah kenal Muhammad.”Ya, sebab kini laki laki Baduwi tadi sudah mengenal Muhammad Utusan Allah itu.
Akhirnya Baduwi itu masuk Islam dengan ikhlas.
RASULULLAH MEMBELAH BULAN
Orang kafir mengejek Rasulullah “ Wahai Muhammad, kalau engkau benar seorang rasul Allah, coba tunjukan kehebatan yang membuktikan kenabian dan ke rasulanmu?”
Rasulullah bertanya,” Apa yang kalian inginkan?”
Mereka menjawab,”coba belahlah bulan !”
Maka Rasulullah berdoa kepada Allah agar menolongnya. Allah memerintahkan Rasulullah agar mengarahkan telunjuknya kebulan. Setelah mengarahkan telunjuknya kebulan, terbelahlah bulan itu menjadi dua. Serta merta orang kafir quraisy pun berujar, “Muhammad, engkau benar benar telah menyihir kami!”
Masih tidak yakin orang kafir pun bergegas menuju keluar kota mekah menanti kafilah yang baru pulang dari perjalanan. Ketika datang kafilah pertama, mereka pun bertanya “ Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?”
Kafilah itu menjawab, “Ya, benar.Kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh dan masing masingnya kemudian bersatu kembali…!” Maka sebagian Kafir Quraisy pun beriman , dan sebagian lainnya tetap kafir (ingkar).